Tentang Miskonsepsi Menerus Sejak Usia SD sampai Perguruan Tinggi

Tentang Miskonsepsi Menerus Sejak Usia SD sampai Perguruan Tinggi - Saya awali artikel ini dengan menjelaskan arti "Miskonsepsi" dan "Menerus". Miskonsepsi maksudnya adalah kesalahan konsep atau konsepsi yang salah tentang sebuah konsep. Menerus untuk konteks tulisan ini adalah tidak berubah atau terus terbawa. Lagi-lagi dan lagi kali ini saya memaparkan bagaimana kesalahan konsepsi berurat akar dan terus terbawa seorang anak sampai dewasa.

Ini berawal ketika (lagi-lagi) memeriksa tugas matematika para mahasiswa PGSD. Ini calon guru sehingga membuat saya prihatin. Mengapa prihatin...karena bisa dibayangkan (saya tidak mau membayangkan) bagaimana ketika mereka harus mengajarkan hal ini pada siswa mereka kelak ?Ada fakta dan ini (saya yakin) diketahui oleh guru-guru matematikanya ketika berada di level SD-SMA tetapi ada "pembiaran".

Baca Juga:  

Jika kita menganalisa posisi dua buah bilangan dan membandingkannya ada relasi yang dilibatkan yaitu lebih besar, lebih kecil atau samadengan. Kejadian kali ini terkait relasi samadengan.

Diberikan sebuah soal operasi hitung campuran sebagai berikut (Soal Tugas  Mata Kuliah Matematika Sekolah Dasar):
2450:50x3+400 = ....
Seorang mahasiswa EM mengerjakan soal tersebut sebagai berikut:


2450:50=49x3=147+400=547

Jika dilihat dari cara pengerjaan soal EM tersebut, EM telah menerapkan prosedur operasi hitung campuran dengan benar. EM menyelesaikan perkalian dan pembagian (yang sama kuat) terlebih dahulu. Selajutnya baru ditambahkan. Soal hasil akhir tidaklah bermasalah.

Lalu apa yang bermasalah pada hasil kerja EM ? Jawabannya adalah bahwa EM tidak memahami konsep relasi samadengan (=). EM memandang tanda = sebagai "hasil dari' bukan sebagai nilai yang berimbang dari dua sisi (sisi kiri dan kanan dari tanda =).


Apakah 2450:50 = 49x3 = 147+400 ?

Tentu saja tidak, karena :
2450:40 = 49

49x3 = 147

147+400= 547

Kenyataannya 19, 147 dan 547 bukanlah bilangan-bilangan dengan besar yang sama. Lalu mengapa saya katakan ini miskonsepsi yang menerus ? Jawabannya adalah bahwa miskonsepsi ini harusnya dibenahi sejak usia EM masih di Sekolah Dasar. Lalu tanggung jawab siapa jika miskonsepsi EM nanti terus berlanjut ? Saya mengambil tanggung jawab ini. Jadi saya perbaiki konsepsi dari EM. Mudah-mudahan kelak EM akan terus ingat akan hal ini.

Buat EM, ketika kelak kamu membaca tulisan ini...ya sudah senyum senyum saja ya...:)

Post a Comment for "Tentang Miskonsepsi Menerus Sejak Usia SD sampai Perguruan Tinggi"