Permasalahan Dalam Pembelajaran Matematika SD dilihat dari berbagai Aspek

Permasalahan Dalam Pembelajaran Matematika SD dilihat dari berbagai Aspek - Masalah pembelajaran matematika  bukan hanya disebabkan oleh siswa, namun disebabkan oleh juga oleh  guru, orang tua, atau stakeholder bidang pendidikan yang lain.

Pandangan dan anggapan bahwa anak anak usia sekolah dasar adalah orang dewasa yang berpikir abstrak membuat anak seperti layaknya botol kosong yang perlu diisi dengan air pengetahuan matematika. Lebih berbahaya lagi pemakaian paradigma lama pembelajaran matematika yang mendewakan ujian nasional.

Akibatnya, anak-anak memahami matematika secara instrumental. Salah satu contoh pemahaman instrumental misanya dalam konsep aljabar. Penyelesaian aljabar misalnya persamaan linear satu variabel sederhana sangat banyak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi) terkait cara menyelesaikannya.

Baca juga:
Akibat para guru dan orang dewasa yang tidak move on dari paradigma lama pembelajaran  inilah yang masih terus terjadi pada pembelajaran matematika sekarang. Ya, pembelajaran matematika di SD memang masih penuh sesak dengan banyak masalah.

Menurut teori perkembangan kognitif, anak-anak pada usia SD masih berada pada tingkat berpikir yang sederhana, terbatas pada hal-hal yang konkret. Sementara itu objek kajian dari matematika adalah bersifat abstrak. Guru tidak berperan sebagai jembatan yang baik untuk menghubungkan sifat matematika dan pola berpikir anak sekolah dasar.
Masalah lainnya adalah bahwa guru juga tidak terkosentrasi dalam mengajar matematika karena guru harus mengajar mata pelajaran mata pelajaran yang lain. Tentu saja ia tidak tau mendalam mengenai seluk beluk matematika dan bagaimana cara membelajarkannya kepada anak.

Tak jarang pula terjadi miskonsepsi atau salah konsep pada guru yang secara pribadi telah terbawa sejak guru tersebut berada di sekolah dasar  hingga kemudian ia menyampaikan sesuatu yang salah tersebut kepada siswanya. Pembelajaran matematika di SD seharusnya dimulai dari hal-hal yang konkret berasaskan pada aktivitas atau kegiatan, namun realitanya bagaimana?

Karena itulah, ini semua menjadi tugas dan tanggung jawab bagi para praktisi pendidikan dan kita sebagai mahasiswa calon pendidik untuk mencari penyelesaian permasalahan ini melalui inovasi-inovasi dalam pembelajaran matematika di SD.

Salah satu inovasi pembelajaran misalnya mengajarkan matematika dengan hal-hal berhubungan dengan praktik-praktik budaya yang dekat dengan anak (etnomatematika). Misalnya anak yang dekat dengan budaya Sasak Lombok, dapat diperkenalkan praktik budaya yang bersentuhan dengan matematika.


Baca Juga: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA MASYARAKAT SUKU SASAK LOMBOK TERHADAP PENANAMAN KARAKTER BUDAYA


Permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika SD disebabkan anak kurang latihan soal-soal matematika di luar sekolah, sehingga anak mudah lupa apa yang sudah mereka kuasai tentang pembelajaran matematika, karena permasalahan di lingkungan lebih banyak yang menarik perhatian mereka, sehingga pelajaran kurang diperhatikan.

Permasalahan pembelajaran matematika SD juga dikarenakan 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh  motivasi belajar matematika, baik itu dari anaknya sendiri maupun dari orangtuanya. Sedangkan faktor eksternal seperti banyaknya pengaruh-pengaruh dari perkembangan teknologi warnet dan alat-alat teknologi lainnya, sehingga anak lebih memilih bermain dibanding dengan belajar matematika.

Tetapi guru perlu memandang kegiatan bermain sebagai peluang yang baik bagi pembelajaran matematika. Inilah saran dari kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran matematika yang bermakna.

Post a Comment for "Permasalahan Dalam Pembelajaran Matematika SD dilihat dari berbagai Aspek"